10 JURNAL INTERNASIONAL

Sabtu, 31 Oktober 2009


Utuk lebih jelasnya tentang sepuluh Jurnal Internasional bisa di lihat di:
1. International Journal of Enterprise Information Systems (IJEIS) 1(4).
http://www.igi-global.com/files/prefaces/ijeis%20preface%201%284%29.pdf

2. International Journal of Agricultural and Environmental Information Systems(IJAEIS). http://195.251.160.6/Downloads/2009/i-seek-si-cfp.pdf

3. Journal of Management Information Systems International Journal of Electronic Commerce.
http://www.gvsu.edu/business/ijec/Special/cfp_jmis2008_ijec2008_special_issues.pdf

4. GIS SOLUTIONS FOR INTERNATIONAL TELECOM DEVELOPERS.
http://www.landinfo.com/pdf_files/dsj062002.pdf

5. Forestry Carbon Trading Opportunities Explored with GIS.
http://www.esri.com/library/newsletters/forestry-gis-journal/summer-2009.pdf

6. THE USE OF HISTORICAL BATHYMETRIC CHARTS IN A GIS TO ASSESS MORPHOLOGICAL CHANGE IN ESTUARIES. http://www.hydrographicsociety.org/PDF/Journal-110-Article1.pdf

7. THE BUSINESS PROTOKOL EXPERT SYSTEM: AN INTERNATIONAL BUSINESS MANNERS ADVISOR http://www.jise.appstate.edu/Issues/05/V5N4P24.pdf

8. An Expert System of Diagnosis-Based Cardiac Nursing Care Plans
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5913638822558822949

9. Foreword of the Special Issue. http://www.sersc.org/journals/IJCA/vol1_no1/ijca_fweb_vol1_no1.pdf

10.Guideline to “Institute of Control, Robotics, and Systems”
http://www.ifr.org/uploads/tx_pgmembers/ICROS_2009_.pdf
»»  read more

Cara Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka

Jumat, 16 Oktober 2009

Cara Penulisan Sitasi dan Referensi

Ditulis Oleh Sri Purnomowati

Artikel ini membahas perbedaan penulisan sitasi dan referensi diantara 5 buku panduan. Kesimpulan menunjukkan bahwa ada 3 sistem penulisan sitasi dan referensi, yaitu: Sistem Pengarang Tahun, Sistem Numerik, dan Catatan. Perbedaan cara penulisan sitasi terletak pada: penggunaan singkatan, simbol, istilah, dan tanda baca, sedangkan pada daftar referensi, perbedaan penulisan terletak pada: penyajian nama pengarang, urutan dan kelengkapan data bibliografi, pemberian tanda khusus pada sebagian data bibliografi, penggunaan singkatan dan tanda baca.
PENDAHULUAN
Penulisan sitasi dan daftar referensi merupakan hal yang tidak asing lagi bagi para peneliti, karena hal ini selalu dilakukan setiap kali menulis karya ilmiah. Sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir yang disisipkan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi. Adapun referensi adalah deskripsi bibliografi dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir artikel, bab atau buku.
Mengingat seringnya dikerjakan, maka penulisan sitasi dan referensi tampaknya tidak perlu lagi dibicarakan. Tetapi pendapat ini ternyata tidak sepenuhnya benar setelah melihat hasil kajian yang dilakukan oleh Sri Purnomowati dan Yuliastuti (1997) terhadap beberapa judul terbitan dalam bentuk tinjauan literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa cara penulisan sitasi dan referensi pada beberapa judul tinjauan literatur terbitan PDII-LIPI ternyata sangat bervariasi dan belum sepenuhnya mengikuti sistem dan cara penulisan yang baku, demikian pula halnya dengan tinjauan literatur terbitan instansi lain di Indonesia. Sementara itu, tinjauan literatur terbitan asing umumnya telah mengikuti sistem penulisan yang baku, kecuali beberapa ketidaksesuaian cara penulisan pada sebagian kecil terbitan. Kesalahan yang berhasil diinventarisir antara lain adalah: pemberian nomor urut dan penggunaan tanda baca pada sitasi; susunan, urutan penempatan data bibliografis, penggunaan singkatan dan tanda baca pada daftar referensi.
Dari hasil kajian tersebut diketahui bahwa terbitan dalam satu instansi belum tentu menggunakan sistem penulisan yang seragam, bahkan ada kalanya sistem yang satu dicampur adukkan dengan sistem yang lain. Hal ini dapat dimengerti mengingat belum adanya keharusan bagi para penulis untuk mengikuti satu buku panduan tertentu. Disamping itu, buku panduan yang diperlukan belum tentu tersedia di tempat kerja. Kalaupun buku-buku panduan itu tersedia, penulis akan kesulitan memilih dari sekian banyak buku panduan yang masing-masing berbeda satu sama lain. Perbedaan sistem penulisan dalam buku panduan tersebut memang dipengaruhi oleh : maksud penggunaannya, jenis disiplin ilmu, jenis lembaga, jenis pemakai, bentuk terbitan, dan lain-lain.
Sehubungan dengan hal itu, tidak ada salahnya untuk melihat kembali sistem-sistem penulisan sitasi dan referensi yang telah ada, sambil mempelajari perbedaan cara penulisannya di berbagai buku panduan. Dengan demikian maka akan diperoleh gambaran secara garis besar tentang sistem dan cara penulisan sitasi dan referensi, sekaligus memberikan motivasi untuk mengetahui lebih dalam melalui buku-buku referensi.
Kajian ini dilakukan dengan cara memperbandingkan penerapan sistem penulisan sitasi dan referensi dari 5 buku panduan terbitan asing, yaitu: Style Manual Committee Council of Biology Editors (1994) selanjutnya disingkat CBE, The University of Chicago Press (1982), Turabian (1987), Wilkinson (1991) dan International Organization for Standardization (1988) selanjutnya disingkat ISO.

SISTEM PENULISAN
Secara garis besar, sistem penulisan sitasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Sistem Pengarang-Tahun (Sistem Nama-Tahun);

2. Sistem Numerik (Sistem Urutan); dan

3. Sistem Catatan. Sistem Pengarang-Tahun sering dikenal dengan nama sistem Harvard, banyak digunakan dalam penulisan di bidang ilmu biologi, fisika, ilmu sosial dan kemanusian, juga disarankan untuk penulisan di bidang ilmu pengetahuan alam. Sistem Numerik banyak digunakan dalam ilmu kedokteran dan tulisan-tulisan sejenis tinjauan literatur yang memuat banyak sitasi, sementara sistem Catatan banyak digunakan di bidang ilmu kemanusiaan. Diantara ketiga sistem tersebut, sistem Pengarang-Tahun dan sistem Numerik paling banyak dipakai dalam penulisan tinjauan literatur. Oleh karena itu, tulisan ini hanya membahas kedua sistem tersebut.

SISTEM PENGARANG-TAHUN
Ciri-ciri :
• Sitasi dalam teks dinyatakan dalam bentuk nama pengarang dan tahun terbit dokumen yang disitir yang ditempatkan di dalam tanda kurung. Antara nama pengarang dan tahun terbit dipisahkan dengan spasi atau tanda koma (bervariasi tergantung buku panduan).
• Nama pengarang pada sitasi/referensi dinyatakan dengan nama keluarga.
• Daftar referensi disusun sesuai dengan urutan abjad nama pengarang
• Urutan data bibliografi dalam referensi adalah: Nama pengarang, tahun terbit, judul, informasi lain kecuali tahun terbit.
Kelebihan
• Jika akan menambah atau menghapus referensi, penulis tidak perlu merubah keseluruhan urutan dalam daftar referensi.
• Pembaca dapat mengidentifikasi dokumen yang disitir tanpa melihat ke dalam daftar referensi.
• Tahun terbit dokumen dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan perkembangan konsep dan metode yang sedang dibahas secara kronologis.
• Nama pengarang yang disitir tampil dalam teks.
Kelemahan
• Pada teks yang memuat banyak sitasi atau nama pengarang/lembaga yang terlalu panjang, maka panjangnya sitasi dapat mengganggu keterbacaan teks.
• Aturan pada sistem pengarang-tahun lebih rumit dibanding sistem numerik, misalnya tentang urutan sitasi, tanda baca antara sitasi, dan urutan abjad pengarang pada daftar referensi.
Cara Penyajian
Ada 2 macam cara penyajian sitasi sistem Pengarang-Tahun, yaitu :
• Nama pengarang merupakan bagian dari kalimat. Dalam hal ini, tahun terbit diletakkan di dalam tanda kurung. Contoh :
Wynken (1988) believe that………..
• Nama pengarang bukan merupakan bagian dari kalimat. Dalam hal ini, nama pengarang dan tahun terbit diletakkan di dalam tanda kurung. Contoh:
……and the most recent work (Dawson 1997) has shown a…

SISTEM NUMERIK
Ciri-ciri :
• Sitasi dalam teks dinyatakan dalam bentuk nomor (angka) yang ditempatkan di dalam tanda kurung atau di atas garis (superscript).
• Urutan nomor sitasi disusun berdasarkan urutan munculnya sitasi dalam teks.
• Daftar referensi disusun sesuai dengan nomor urut sitasi
• Urutan data bibliografi dalam referensi adalah: Nama pengarang, judul, informasi lain termasuk tahun terbit.
Kelebihan
• Keterbacaan teks tidak banyak mengalami gangguan
• Lebih praktis digunakan untuk teks yang memuat banyak sitasi dan secara terus menerus seperti tinjauan literatur.
• Menghemat ruang, kertas dan biaya.
Kekurangan
• Pembaca harus melihat daftar referensi jika ingin tahu karya siapakah yang disitir, karena sitasi dalam teks tidak memberikan informasi tentang hal itu.
• Jika penulis akan menambah atau menghapus referensi, maka keseluruhan urutan nomor referensi harus diubah.
• Nama pengarang kurang terlihat karena tidak muncul dalam teks.
Cara penyajian
• Ukuran huruf yang digunakan untuk nomor sitasi umumnya lebih kecil dari huruf pada teks.
• Nomor sitasi yang tidak berurutan dipisahkan dengan tanda koma tanpa spasi
• Nomor sitasi yang berurutan lebih dari dua nomor, cukup menuliskan nomor awal dan nomor akhir sitasi dan dipisahkan dengan tanda hubung. Jika hanya ada dua nomor, cukup dipisahkan dengan tanda koma.

CARA PENULISAN
SITASI

Perbedaan cara penulisan sitasi pada sistem Pengarang-Tahun dapat dilihat pada Tabel 1, dan perbedaan cara penulisan sitasi pada sistem Numerik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1
Penulisan Sitasi pada Sistem Pengarang-Tahun
Kategori Pengarang Panduan Penulisan Sitasi
1 Pengarang CBE (Smith 1986)
Chicago (Smith 1986)
Turabian (Smith 1986)
Wilkinson (Smith, 1986)
ISO (Smith, 1986)
1 Pengarang 2 karya CBE (Smith 1986, 1988)
Chicago (Smith 1986, 1988)
Turabian (Smith 1986, 1988)
Wilkinson (Smith, 1986, 1988)
1 Pengarang 2 karya tahun sama CBE (Smith 1986a, 1986b)
Chicago (Smith 1986a, 1986b)
Turabian (Smith 1986a, 1986b)
Wilkinson (Smith, 1986a, b)
2 Pengarang CBE (Smith and Dawson 1987)
Chicago (Smith and Dawson 1987)
Turabian (Smith and Dawson 1987)
Wilkinson (Smith & Dawson, 1987)
3 Pengarang CBE (Smith, Jones, and others 1990)
Chicago (Smith, Jones, and Brown 1990)
Turabian (Smith, Jones, and Brown 1990)
Wilkinson (Smith, Jones, and Brown, 1990)
ISO (Smith et al., 1987)
>3Pengarang CBE (Smith and others 1987)
Chicago (Smith et al. 1987)
Turabian (Smith et al. 1987)
Wilkinson (Smith et al., 1987)
ISO (Smith et al., 1987)
Beberapa karya CBE (Dawson and Briggs 1974; Smith 1986; Brown 1987)
Chicago (Dawson and Briggs 1974; Smith 1986; Brown 1987)
Turabian (Dawson and Briggs 1974; Smith 1986; Brown 1987)
Wilkinson (Dawson & Briggs, 1974; Smith, 1986; Brown, 1987)

Dari data-data tersebut di atas dapat diketahui bahwa perbedaan sistem penu-lisan sitasi pada sistem Pengarang-Tahun dari 5 panduan tersebut terletak pada:
• Penggunaan tanda baca (koma) diantara nama pengarang dengan tahun terbit dokumen.
• Penggunaan simbol & sebagai pengganti “and”
• Penggunaan istilah “and others” dengan “et al.”
• Penggunaan singkatan huruf untuk menuliskan 2 karya pengarang dengan tahun terbit yang sama.
Tabel 2
Penulisan Sitasi pada Sistem Numerik

Kategori Pengarang
Panduan Penulisan Sitasi
1 Karya CBE has been shown1 .....
Wilkinson has been shown1 to..
has been shown (1) to...
has been shown [1] to...
ISO has been shown (1)……
Beberapa karya CBE have been shown1,2,5,7 9...
Wilkinson studied by many workers.1,3,17
studied by many workwers (1, 3, 5).
studied by many workwers [1 10].
studied by many workwers [1] [10].

Dari data di atas terlihat bahwa penulisan sitasi dalam teks dengan sistem Numerik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: menuliskan nomor/angka di atas garis (superscript), atau menempatkannya di dalam kurung ataupun kurung siku.

REFERENSI
Perbedaan cara penulisan referensi pada sistem Pengarang–Tahun dapat dilihat pada Tabel 3, dan perbedaan cara penulisan referensi pada sistem Numerik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3
Penulisan Referensi pada Sistem Pengarang-Tahun
Kategori Pengarang
Panduan Penulisan Referensi
Buku, 1 pengarang CBE Smith John Q. 1986. Urban turmoil : The politics of hope. New City: Polis. 1223 p.
Chicago Smith, John Q. 1986. Urban turmoil : The politics of hope. New City: Polis.
Turabian Smith, John Q. 1986. Urban turmoil : The politics of hope. New City: Polis.
Wilkinson Smith, John Q. 1986. Urban turmoil : The politics of hope. New City: Polis.
ISO CRANE, D. 1972. Invisible colleges. Chicago: Univ. of Chicago Press.
Buku, 2 Pengarang CBE
(Nama disingkat) Smith JQ, Galloway J. 1984. Peace in Ireland. Bos¬ton: Harper & Row. 324 p.

(Nama tdk disingkat) Smith, John Q; Galloway, Joseph. 1984. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row.
Chicago Smith, John Q., and Joseph Galloway. 1984. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row.
Turabian Smith, John Q., and Joseph Galloway. 1984. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row.
Wilkinson Smith, John Q., and Joseph Galloway. 1984. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row.
Majalah, 1 Pengarang CBE Jackson, Richard. 1979. Runing down the up escala¬tor. Australian Geographer 14 (5): 175 84.
Chicago Jackson, Richard. 1979. Runing down the up escala¬tor. Australian Geographer 14 (May): 175 84.
Turabian Jackson, Richard. 1979. Runing down the up escala¬tor. Australian Geographer 14 (May): 175 84.
Wilkinson Jackson, Richard. 1979. Runing down the up escala¬tor. Australian Geographer 14 (May): 175 84.
ISO STIEG, MF. 1981. The information needs of historians. College and Research Libraries, Nov. 1981, vol 42, no. 6, p. 549-560.
Majalah, 2 Pengarang CBE Broom R, Robinson JT. 1980. Man contemporaneous with ape man. Am J Phys Anthrop 2:36 74.
Chicago Broom, R., and J.T. Robinson. 1950. Man contempora¬neous with ape man. Am. J. Phys. Anthrop. 2:36 74.
Turabian Broom, R., and J.T. Robinson. 1950. Man contempora¬neous with ape man. Am. J. Phys. Anthrop. 2:36 74.
Wilkinson Broom, R., and J.T. Robinson. 1950. Man contempora¬neous with ape man. Am. J. Phys. Anthrop. 2:36 74.
Prosiding CBE Chave K. E. 1964. Skeletal durability and preser¬vation. In : Imbrie J, Newel N, editor. Approaches to paleoecology; 1964 Apr 13-16; Hongkong. New York: Wiley. p. 377 87.
Turabian Chave, K. E. 1964. Skeletal durability and preser¬vation. In Approaches to paleoecology in Hongkong 13 16 September 1964, edited by J. Imbrie and N. Newel, 377 87. New York: Wiley.
ISO BURCHARD, JE. 1965. How humanists use a libra-ry. In Intrex : report of planning conference on information transfer experiments, Sept. 3, 1965. Cambridge, Mass.: M.I.T. Press, 1965.
Tesis/ Disertasi CBE Maguire, J. 1968. A taxonomic and ..... Ph.D. diss. University of California. Berkeley. 180 p.
Chicago Maguire, J. 1968. A taxonomic and ..... Ph.D. diss. University of California. Berkeley.
Turabian Maguire, J. 1968. A taxonomic and ..... Ph.D. diss. University of California.
Wilkinson Maguire, J. 1968. A taxonomic and ..... Ph.D. dis¬sertation, University of California.
Laporan CBE Cohen, B. G. F. 1984. Human aspects in office auto¬mation. Wisconsin : University of Wisconsin. 60 p.
Turabian Cohen, B. G. F. 1984. Human aspects in office auto¬mation. Wisconsin : University of Wisconsin.

Dari data-data tersebut di atas dapat diketahui bahwa perbedaan sistem penulisan referensi pada sistem Pengarang-Tahun dari 5 panduan tersebut terletak pada :
• Pembalikan nama pengarang. Penulisan nama pengarang pertama selalu dibalik sedangkan penulisan nama pengarang kedua dan seterusnya ada yang dibalik ada yang tidak.
• Penulisan nama pengarang. Ada yang menggunakan huruf kapital semua.
• Penggunaan singkatan untuk menyatakan halaman. Ada yang menggunakan singkatan pp. atau p.
• Pencantuman jumlah halaman untuk buku, prosi¬ding, disertasi dan laporan. Ada yang mencantumkan, dan ada yang tidak mencantumkan.
• Pemberian identifikasi khusus pada sebagian data bibliografi (judul buku, judul majalah, judul prosiding, judul lapor¬an). Ada yang mencetak dengan huruf miring, garis bawah, atau tanpa perlakuan khusus.
• Penggunaan tanda baca, misalnya sing¬katan nama pengarang dan judul majalah tidak perlu membubuhkan tanda baca titik, atau menghilangkan “and” untuk menyata¬kan adanya dua pengarang atau lebih.
• Urutan penempatan data bibliografi, misalnya pada referensi berbentuk prosiding.

Tabel 4
Penulisan Referensi pada Sistem Numerik

Kategori Pengarang Panduan Penulisan Referensi
Buku, 1 pengarang CBE Smith, John Q. Urban turmoil : The politics of hope. New City: Polis; 1986. 1223 p.
ISO CRANE, D. Invisible colleges. Chicago: Univ. of Chicago Press, 1972.
Buku, 2 Pengarang (nama disingkat) CBE Smith JQ, Galloway J. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row; 1984. 324 p.
Buku, 3 pengarang (nama lengkap) CBE Smith, John G; Galloway, Joseph; Brown, James. Peace in Ireland. Boston: Harper & Row; 1984. 324 p.
Majalah,
1 pengarang CBE Jackson, Richard. Runing down the up escalator. Australian Geographer 1979 Nov 13; 14 (5): 175 84.
ISO STIEG, MF. The information needs of historians. College and Research Libraries, Nov. 1981, vol 42, no. 6, p. 549-560.
Majalah,
2 pengarang CBE Broom R, Robinson JT. Man contempora -neous with ape man. Am J Phys Anthrop 1980; 2: 36 74.
Prosiding,
1 pengarang CBE Chave, K. E. Skeletal durability and preservation. In: Imbrie J, Newel N, editor. Approaches to paleoecology; 1984 April 13 16; Hongkong. New York: Wiley; 1985. p. 377 87.
ISO BURCHARD, JE. How humanists use a libra-ry. In Intrex : report of planning conference on information transfer experiments, Sept. 3, 1965. Cambridge, Mass.: M.I.T. Press, 1965, p. 219.
Tesis/disertasi,
1 pengarang CBE Maguire, J. A taxonomic and ...…….. [dissertation]. Berkeley: University of California; 1968. 180 p.
Laporan,
1 pengarang CBE Cohen, B. G. F. Human aspects in office automation. Wiscon¬sin : University of Wisconsin; 1989. 60 p.

Dari data-data tersebut di atas dapat diketahui bahwa perbedaan sistem penulisan referensi pada sistem Numerik dari 5 panduan tersebut terletak pada :
• Perbedaan cara penulisan referensi antara sistem pengarang-tahun dan sistem numerik terletak pada penempatan tahun terbit dokumen. Pada sistem pengarang- tahun, tahun terbit ditulis setelah pengarang, sedangkan pada sistem numerik tahun terbit dokumen diletakkan di belakang setelah informasi judul dokumen.
• Tidak semua buku panduan membahas sistem numerik. CBE adalah salah satu panduan yang memuat sistem numerik secara lengkap beserta contoh, sedangkan pada ISO 690-1987 hanya memuat beberapa contoh saja. Perbedaan antara keduanya adalah:
- Penulisan nama pengarang. ISO menulis nama pengarang dengan huruf kapital semua.
- Pemberian identifikasi khusus pada sebagian data bibliografi. ISO memberi identifikasi dengan huruf miring.
- Penggunaan tanda baca dan singkatan misalnya pada data bibliografi majalah.

KESIMPULAN
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara umum ada beberapa sistem penulisan sitasi dan referensi, yaitu: Sistem Pengarang Tahun, Sistem Numerik, dan Sistem Catatan. Masing-masing sistem mempunyai ciri, kelebihan dan kelemahan.
2. Tata cara penulisan sitasi dan referensi yang termuat dalam suatu buku panduan yang satu belum tentu sama dengan buku panduan lainnya tergantung ciri khas masing-masing. Pada sitasi, perbedaan terletak pada penggunaan singkatan, simbol, istilah dan tanda baca. Pada daftar referensi, perbedaan terletak pada: penulisan nama pengarang, urutan/kelengkapan data bibliografi, pemberian tanda khusus pada sebagian data bibliografi, penggunaan singkatan dan tanda baca.
SARAN
1. Sebelum menulis karya ilmiah baik berupa buku, makalah, laporan penelitian, dan sejenisnya, pengarang hendaknya menetapkan salah satu sistem penulisan sitasi dan referensi yang akan digunakan, apakah sistem Numerik, sistem Pengarang-Tahun atau sistem Catatan. Pemilihan sistem disesuaikan dengan peruntukannya. Penulis hendaknya konsisten dengan satu sistem sehingga tidak mencampur adukkan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain.
2. Penulis hendaknya menetapkan salah satu buku panduan yang akan digunakan, kecuali jika karya ilmiah dimaksudkan untuk dipublikasikan melalui media/ majalah tertentu yang telah mempunyai aturan tersendiri. Dalam hal ini, penulis dituntut untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh media/majalah tersebut.
3. Untuk memudahkan penulis, instansi/lembaga hendaknya menetapkan panduan mana yang sebaiknya diikuti dan menyediakan buku panduannya di perpustakaan.



security code

Bottom of Form



Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Kompilasi oleh Muliadi Nur
Sumber : http://muliadinur.wordpress.com

Secara umum daftar pustaka disusun secara alfabet berdasarkan nama akhir penulis setiap
buku. Data pustaka diketik dari margin kiri; jika lebih dari satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya diketik satu spasi dengan jarak 1,2 cm dari margin kiri. Gelar dan titel akademik
tidak harus dicantumkan, baik dalam kepustakaan maupun dalam catatan kaki.
Contoh:
Agustian, Ary Ginanjar, ……………………
Gunawan, Adi W., ………………………….
Al‐Syafi’iy, Muhammad bin Idris, ……………………..
Al‐Zuhayliy, Wahbah, ……………………...
Nama penulis yang lebih dari satu kata
Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama akhirnya diikuti dengan tanda koma,
kemudian nama depan yang diikuti nama tengah dan seterusnya,
Contoh:
Nama: Ary Ginanjar Agustian, ditulis: Agustian, Ary Ginanjar,
Nama: Adi W. Gunawan, ditulis, Gunawan, Adi W.,
Nama penulis yang menggunakan Alif lam ma’rifah (al‐)
Nama penulis yang menggunakan Alif lam ma’rifah (al‐), maka “al” pada nama akhirnya
tidak dihitung, yang dihitung adalah huruf sesudahnya, contoh: nama Muhammad ibn Idris
al‐Syafi’iy diletakkan dalam kelompok huruf S dan ditulis: Al‐Syafi’iy, Muhammad ibn Idris.
Nama penulis yang menggunakan singkatan
Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama akhir yang diikuti tanda koma,
kemudian diikuti dengan nama depan lalu nama berikutnya,
Contoh:
Nama: William D. Ross Jr, ditulis: Ross, W. D. Jr.

UNSUR‐UNSUR YANG HARUS DIMUAT DALAM KEPUSTAKAAN:
a. Nama penulis yang disesuaikan dengan sistem penulisan katalog dalam
perpustakaan, contoh: seperti pada poin 2 di atas.
b. Judul buku (dengan huruf italic) sebagaimana yang tercantum pada sampul buku
atau pada halaman judul buku, kemudian diikuti dengan jilidnya (kalau ada).
c. Data penerbitan, yaitu cetakan atau edisi, tempat penerbit, nama penerbit dan
tahun terbitnya. Jika data penerbitan tidak ada atau salah satu datanya tidak ada,
maka digunakan singkatan berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
UNTUK REFERENSI DARI SURAT KABAR ATAU MAJALAH
Unsur‐unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah:
1. Nama Pengarang (jika ada);
2. Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul
Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([])
tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
3. Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic); dan
4. Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman‐halaman di
mana artikel itu dimuat.
Contohnya:
Suryohadiprojo, Sayidman. “Tantangan Mengatasi Berbagai
Kesenjangan.” Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6‐8
“PWI Berlakukan Aturan Baru.” [Berita]. Republika, No. 346/II, 28
Desember 1994, h. 16.
Sanusi, Bachrawi. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji
Masyarakat, No. 808, 1‐10 Nopember 1994, h. 30‐31 dan 45.

ARTIKEL DAN ENSIKLOPEDIA
Unsur referensi esiklopedia yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun Artikel,
2. Judul Artikel dalam tanda kutip,
3. Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
4. Judul Ensiklopedia (dengan huruf italic),
5. Jilid,
6. Data Penerbitan, dan
7. Halaman yang memuat artikel itu.
Contohnya:
Edgel, Beatrice. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
and Ethics. Jilid 3. New York: Charles Schribner’s Son, 1979, h. 796‐797.

REFERENSI PERUNDANG‐UNDANGAN
Penerbitan yang dapat dijadikan sebagai referensi kepustakaan adalah naskah resmi yang
diterbitkan oleh lembaga pemerintahan himpunan peraturan perundang‐undangan yang
diterbitkan secara khusus. Dalam hal ini dicantumkan:
1. Nama Lembaga Pemerintahan yang berwenang mengeluarkan peraturan
bersangkutan,
2. Judul undang‐undang atau peraturan dan materinya,
3. Data Penerbitan.
Contohnya:
Republik Indonesia. Undang‐Undang Dasar 1945.
Republik Indonesia. “Undang‐undang RI Nomor I Tahun 1985 tentang Perubahan
atas Undang‐Undang Nomor 15 Tahun 1969.” Dalam Undang‐Undang
Keormasan (Parpol & Golkar) 1985. Jakarta: Dharma Bakti, t.th.
Referensi seperti tersebut dalam contoh kedua di atas tidak dapat dipakai
terutama untuk penulisan tesis/disertasi karena merupakan sumber sekunder.

SUMBER‐SUMBER YANG TIDAK DITERBITKAN
Untuk sumber‐sumber yang tidak diterbitkan, misalnya tesis magister, atau disertasi doktor,
maka unsur‐unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Penyusun,
2. Judul (dalam tanda petik), kemudian
3. Keterangan menganai disertasi, tempat dipertahankannya, dan tahunnya.
Contohnya:
Halim, H. M. Arief. “Konsep Metode Dakwah dalam Al‐Qur’an.” Tesis. Ujung
Pandang: Program Pascasarjana IAIN Alauddin, 1993.
Salim, Abdul Muin. “Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al‐Qur’an.” Disertasi.
Jakarta: Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.

PUSTAKA DISUSUN OLEH DUA ATAU TIGA ORANG
Jika pustaka disusun oleh dua atau tiga orang, maka semua nama pengarang disebutkan
secara lengkap, kecuali nama penyusun yang pertama disebut sesuai ketentuan di atas.
Nama penyusun kedua dan ketiga ditulis seperti biasa. Jika penyusun lebih dari tiga orang,
maka hanya nama penyusun pertama saja yang disebutkan sesuai ketentuan di atas, diikuti
oleh istilah et al. (kata et bukan singkatan, jadi tidak pakai titik, sedang al. adalah singkatan
dari alii). Arti istilah et alii adalah “dan kawan‐kawan.”
Contohnya:
Al‐Sayutiy, Jalal al‐Din ibn ‘Abd al‐Rahman ibn Abi Bakr, dan Jalal al‐Din
Muhammad ibn Ahmad al‐Mahalliy. Tafsir al‐Qur’an al‐‘Azim. Juz I.
Beirut: Dar al‐Fikr, 1401 H/1981 M.
Benjamin, Roger W., et al. Patterns of Political Development: Japan, India, Israel.
New York: David McKay, 1972.
Sumber kedua di atas (Benjamin, Roger W., et al.) disusun oleh empat orang.
Tiga penulis lainnya adalah Allan Adrian, Richard N. Blue, Stephen Coleman, yang
telah diwakili oleh kata et al.

UNTUK BUKU TERJEMAHAN
Untuk buku terjemahan, unsur‐unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Pengarang Buku Asli,
2. Judul Buku Asli (Italic), diikuti kata‐kata: diterjemahkan oleh, yang langsung diikuti
oleh Nama Penerjemah, kemudian diikuti dengan kalimat: dengan judul, yang
langsung diikuti oleh judul terjemahan (italic), dan
3. Data Penerbitan.
Note: Kalau buku terjemahan itu tidak diketahui judul aslinya, maka setelah nama
pengarang, disebutkan judul terjemahannya, diikuti kata‐kata: diterjemahkan oleh, lalu
nama penerjemah, tanpa menyebutkan lagi judul terjemahannya, karena telah disebut
sebelumnya.
Contohnya:
Al‐Zuhayliy, Wahbah. Al‐Qur’an al‐Karim, Bunyatuh al‐Tasyri’iyyah wa Khasa’isuh
al‐Hadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan
Muhammad Fuad Hariri dengan judul Al‐Qur’an: Paradigma Hukum dan
Peradaban. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
Jika tidak diketahui judul aslinya:
Al‐Zuhayliy, Wahbah. Al‐Qur’an al‐Karim, Bunyatuh al‐Tasyri’iyyah wa Khasa’isuh
al‐Hadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan
Muhammad Fuad Hariri. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.

SEORANG PENGARANG YANG MEMPUNYAI DUA BUKU ATAU LEBIH
Nama seorang pengarang yang mempunyai dua buku atau lebih yang digunakan dalam
penulisan, disebutkan lengkap hanya sekali. Untuk bukunya yang kedua dan seterusnya,
namanya diganti dengan garis sepanjang tujuh ketukan diikuti oleh titik, diikuti nama
bukunya (italic), jilidnya (kalau ada), kumudian data penerbitannya.
Contohnya:
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900‐1942. Cet. II; Jakarta: LP3ES,
1982.
______, Pemikiran Politik di Negeri Barat. Jakarta: Rajawali, 1982.

PUSTAKA YANG MENUMPANG PADA BUKU LAIN
Jika pustaka yang dipakai menumpang pada buku lain (sebagai hamisy), maka unsur yang
perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Pengarang Buku yang Menumpang,
2. Lalu Nama Bukunya (italic), diikuti dengan kata “Dalam” lalu nama pengarang buku
yang ditumpangi, kemudian nama bukunya (italic),
3. Jilid (kalau ada), kemudian
4. Data Penerbitannya.
Contohnya:
Al‐Sayutiy, Jalal al‐Din. Lubab al‐Nuqul fi Asbab al‐Nuzul. Dalam al‐Sayutiy, Jalal al‐
Din ibn Abd Rahman ibn Abu Bakr, dan Jalal al‐Din Muhammad ibn
Ahmad al‐Mahalliy. Tafsir al‐Qur’an al‐‘Azim. Juz I. Beirut: Dar al‐Fikr,
1401 H.

Daftar Pustaka untuk Parenthetical Reference
Daftar Pustaka untuk Parenthetical Reference, disebut Reference List. Salah satu
penyusunannya yang mudah adalah sebagai berikut:
1. Nama Pengarang,
2. Tahun Terbit,
3. Judul Buku Referensi (huruf italic),
4. Juz,
5. Tempat Penerbit,
6. Nama Penerbit.
Contoh Pertama:
Al‐Zuhayliy, Wahbah. 1991. Al‐Tafsir al‐Munir fi al‐Aqidat wa al‐Syari’at wa al‐
Manhaj, juz. 11. Beirut: Dar al‐Fikr al‐Mu’asir.
Sanusi, Bachrawi. 1994. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji Masyarakat,
No. 808, h. 30, 31, dan 45.
Edgel, Beatrice. 1979. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of
Religion and Ethics, Jilid 3. New York: Charles Shcribner’s Son, h. 796‐797.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka http://muliadinur.wordpress.com | 7
Contoh pertama ini berbeda dari Daftar Pustaka biasa karena tahun
penerbitan diletakkan persis setelah nama pengarang. Ini memudahkan
pengetikannya. Dalam Daftar Pustaka biasa, tahun diletakkannya sesudah nama
penerbit.
Contoh Kedua
Cara lain adalah menulis nama pengarang dalam satu baris sendiri. Tahun penerbitan ditulis
di baris berikutnya, marginnya sejajar dengan awal nama pengarang. Judul karya ditulis lima
belas ketukan dari margin kiri, diikuti oleh data penerbitan. Baris kedua dari judul dan data
penerbitan, marginnya juga lima belas ketukan dari kiri.
Contoh Kedua:
Al‐Zuhayliy, Wahbah.
1991. Tafsir al‐Munir fi al‐Aqidat wa al‐Syari’at wa al‐Manhaj, juz. 11.
Beirut: Dar al‐Fikr al‐Mu’asir.
Sanusi, Bachrawi.
1994. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji Masyarakat, No. 808, h.
30, 31, dan 45.
Edgel, Beatrice.
1979 “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
and Ethics, Jilid 3. New York: Charles Shcribner’s Son, h. 796‐797.
Penggunaan Reference List seperti yang dicontohkan di atas harus konsisten,
apakah mau menggunakan contoh pertama ataukah contoh kedua.
»»  read more

Beberapa Judul SKRIPSI

Senin, 12 Oktober 2009

1. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM PENGISIAN FORMULIR RENCANA STUDI SECARA ONLINE DI STIMIK PERBANAS

A. RUMUSAN MASALAH
Dalam pelaksanaan selama ini, pengisian Formulir Rencana Studi masih menggunakan sistem manual, yaitu mahasiswa mengisi formulir yang diambil dari petugas, kemudian antri di loket penyerahan formulir apabila formulir tersebut telah disetujui oleh Penasihat Akademik. Apabila semua kelas yang diambil masih kosong, maka mahasiswa tersebut akan mendapat tanda pengesahan, namun apabila ternyata kelas yang ingin diambil sudah penuh, maka mahasiswa tersebut harus menyusun ulang jadwalnya kemudian kembali mengantri di loket penyerahan formulir untuk meminta tanda pengesahan, apabila kelas yang dipilih ternyata sudah penuh lagi, maka mahasiswa tersebut harus mengatur ulang jadwalnya kemudian mengantri lagi di loket penyerahan, begitu seterusnya. Hal ini sangatlah membuangbuang waktu, karena setiap ada kelas yang penuh mahasiswa harus mengantri ulang dari awal, antrian ini merupakan antrian yang panjang, terutama bagi mahasiswa jurusan Sistem Informasi, karena mahasiswa jurusan tersebut sangatlah banyak. Hal tersebut juga membuat petugas penerima besar kemungkinan untuk menjadi kurang teliti karena banyaknya mahasiswa yang harus dilayani, hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan mermasukkan data ketika proses memasukkan data ke database. Apabila menggunakan sistem online, mahasiswa dapat memilih sendiri matakuliah yang diinginkannya secara langsung melalui komputer-komputer yang tersedia di laboratorium, warnet bahkan dari rumah masing-masing. Dengan pengisian langsung, apabila ada kelas yang telah penuh, maka sistem akan secara otomatis menolak, dan mahasiswa tersebut dapat langsung merubah jadwalnya pada saat itu juga, tanpa perlu mengantri ulang. Sistem juga akan otomatis menolak apabila mahasiswa tersebut memilih mata kuliah yang mata kuliah prasyaratnya belum lulus. Dengan sistem online ini, berarti akan berkurangnya kesalahan dalam proses memasukkan data, karena mahasiswa memasukkan datanya masing-masing.


BATASAN MASALAH
Penelitian ini memiliki batasan/ruang lingkup penelitian yang mencakup :
- Peninjauan ulang sistem pengisian Formulir Rencana Studi yang sekarang berjalan.
- Pembuatan database dalam format MySql untuk mendukung sistem pengisian Formulir Rencana Studi secara online.
- Pembuatan skrip-skrip yang diperlukan dalam proses pengisian Formulir Registrasi Mahasiswa dengan bahasa pemrograman PHP.
- Sistem pengisian Formulir Rencana Studi online yang dibuat mencakup proses sejak mahasiswamenukarkan bukti pembayaran, sampai mahasiswa mendapatkan bukti pengisian Formulir Rencana Studi.
- Tugas akhir ini tidak mambahas mengenai perangkat keras yang dibutuhkan
oleh sistem pengisian Formulir Rencana Studi online.
- Tugas akhir ini beranggapan bahwa STIMIK Perbanas sudah memiliki jaringan komputer untuk mendukung sistem pengisian Formulir Rencana Studi online, oleh karena itu tidak lagi dibahas mengenai jaringan komputer.


»»  read more

Keuntungan Dan Kerugian Facebook

Minggu, 04 Oktober 2009
Facebook sudah menjadi icon tersendiri dimasyarakat dunia, produk komunikasi seperti handphone, smartphone, blackberry termasuk operator seluler juga memanfaatkan facebook sebagai nilai tambah dalam iklan penjualan mereka, dengan gadget yang mereka tawarkan akan memberi kemudahan untuk selalu terhubung dengan teman dan jaringan di facebook, ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah begitu dekat dengan facebook, diluar dari itu semua facebook mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri tergantung dari sudut pandang yang melihatnya
kuntungan facebook sudah jelas kita bisa mendapatkan banyak teman baru, bisa saling berkirim kabar, berbagi cerita dan foto-foto yang mempunyai nilai history tentu akan sangat menyenangkan, disini bisa sekalian untuk ajang mencari jodoh pasang foto prifile yang keren pasti banyak yang nge add. facebook bisa juga digunakan untuk menyebarkan undangan he he ini namanya tidak mau modal tapi disinilah sisi baiknya karena tidak semua teman kita tau alamat tempat tinggalnya, selain cepat menyebarkan undangan dengan facebook lebih murah dari pada harus mencetak undangan dan bisa sebanyak yang kita mau. facebook banyak dimanfaatkan untuk mencurahkan perasaan yang dialami, biasanya orang meng update status dengan berbagai macam alasan, bisa karena mau pamer sesuatu, ada yang sekedar biar terlihat update, ingin mencari perhatian, mencurahkan perasaan susah maupun senang agar mendapat tanggapan dari teman-temannya, orang seperti ini walaupun marah atau sedih masih tetap bisa update dan menceritakan kegiatannya mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
manfaatkan facebook untuk mempromosikan blog, agar mendapat perhatian dari teman-teman kita, buat tulisan yang menarik perhatian sehingga mengundang rasa penasaran untuk membacanya, apalagi kalau teman kita banyak, kemungkinan blog kita akan banyak pengunjungnya, anggap saja promosi gratis sekalian meng update status facebook, itu adalah sebagian dari keuntungan facebook. disisi lain tentu saja ada kerugiannya, seperti menurunnya kinerja para pekerja diperusahaan karena terlalu banyak mengakses facebook disaat jam kerja, bahkan pemda jawa timur dikabarkan memblokir situs ini karena dianggap penyebab menurunnya kinerja para pegawai diinstansinya. apapun itu kalau berlebihan pasti tidak enak akhirnya, seperti saat makan, seenak apapun makanan yang dimakan tapi kalau terlalu banyak pasti akan sakit perut, hendaknya gunakanlah segala sesuatu itu sewajarnya saja jangan sampai berlebihan, disamping itu pasti boros pengeluaran bagi orang-orang yang mau meng-update facebook nya setiap saat
»»  read more

Metode Penulisan Proposal dan Skripsi di Undip


BAB I
KRITERIA TUGAS AKHIR STRATA-1


1.1 Pendahuluan
Setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi diharuskan membuat sebuah tugas akhir. Tugas akhir ini merupakan suatu sarana yang paling penting untuk melatih seorang mahasiswa menjadi seorang akademisi. Proses-proses yang dilalui dalam pembuatan sebuah tugas akhir akan memberikan rekaman pengalaman yang berharga dalam pembentukan budaya akademik dalam diri seorang mahasiswa.
Dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia dikenal ada tiga strata yaitu strata-1 (S1), strata-2 (S2) dan strata-3 (S3). Di akhir setiap strata, mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah karya ilmiah. Jadi dikenal tiga jenis tugas akhir yaitu:
1. Skripsi adalah tugas akhir yang diwajibkan bagi mahasiswa pada strata-1. Di dalam skripsi seorang calon sarjana S1 diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diterimanya selama belajar di perguruan tinggi.
2. Tesis adalah tugas akhir yang diwajibkan bagi mahasiswa pada strata-2. Di dalam penyusunan sebuah tesis skripsi calon sarjana strata-2 (S2) diharapkan telah mampu mengembangkan ilmu yang telah diterimanya selama belajar di perguruan tinggi.
3. Disertasi adalah tugas akhir yang dibebankan pada seorang mahasiswa strata-3 (kandidat doktor). Di dalam disertasi, seorang kandidat doktor diharuskan menemukan sesuatu yang dapat merupakan tambahan pada salah satu disiplin ilmu.

1.2 Klasifikasi tugas akhir
Skripsi yang disyaratkan di Jurusan Fisika FMIPA Undip mempunyai bobot kegiatan sebesar 6 SKS sehingga pemilihan judul, tingkat kedalaman dan keluasan kegiatan penelitiannya perlu disesuaikan dengan bobot 6 SKS ini. Sebagai hasil kegiatan akademik, skripsi berupa penelitian ilmiah yang bisa berbentuk:
1. Kajian teori dan, atau fisika komputasi,
2. Penelitian di laboratorium (eksperimental),
3. Rancangbangun, atau
4. Kerja praktek,
5. Model fisis, atau
6. Kombinasi dari butir 1 sampai 5.

1.3 Kriteria Umum
Walaupun terdapat pengelompokan skripsi namun terdapat kriteria yang mutlak bagi setiap kelompok, yakni kandungan skripsi dan kepustakaan.

1.3.1 Kandungan skripsi
Sebuah skripsi S1 fisika diharuskan telah menggunakan atau memuat sebanyak mungkin disiplin ilmu fisika yang telah diterima oleh mahasiswa selama mereka mengikuti kuliah. Disiplin ilmu fisika tersebut, yang diperoleh dari matakuliah - matakuliah wajib maupun matakuliah-matakuliah pilihan, diharapkan dapat dikombinasikan secara terpadu sehingga mendukung skripsi yang bersangkutan.

1.3.2 Kepustakaan
Skripsi sebagaimana lazimnya sebuah karya ilmiah harus didukung oleh studi pustaka sebagai acuan. Studi pustaka ini dapat terlihat pada sitasi yang dapat dijumpai mulai dari pendahuluan sampai pada hasil dan pembahasan. Sitasi suatu sumber acuan harus dituliskan pada tubuh skripsi.
Bahan pustaka yang dapat dijadikan acuan antara lain adalah :
 Jurnal Internasional
 Jurnal Nasional
 Jurnal Universitas atau Lembaga Penelitian yang sudah terakreditasi
 Tugas akhir S1, S2 dan S3.
 Prosiding konferensi Internasional dan Nasional
 Buku-buku ajar standar
 Laporan berkala dari lembaga-lembaga penelitian Internasional dan nasional.
Bahan pustaka yang tidak diperbolehkan untuk dijadikan acuan adalah buku-buku ajar setingkat SMU, diktat kuliah dan buku-buku yang dikeluarkan oleh kursus-kursus lembaga pendidikan dan ketrampilan, serta harian atau majalah yang bersifat umum.

1.4 Kriteria khusus
Pengelompokan jenis skripsi mengakibatkan pendekatan dan tuntutan pada setiap jenis skripsi juga berbeda-beda. Kriteria di bawah ini menunjukkan kriteria-kriteria khusus untuk setiap jenis skripsi yang dapat diterima menjadi tugas akhir sebelum seorang mahasiswa memperoleh derajat sarjana strata-1 (S1) fisika.

1.4.1 Eksperimental
Sebuah skripsi fisika eksperimental diharuskan mengandung seluruh hal-hal di bawah ini:
1. Tinjauan pustaka dan dasar teori yang sangat erat hubungannya dengan hasil penelitian.
2. Dasar teori yang sangat terpakai untuk analisis data dan pembahasan hasil.
3. Teknik eksperimental yang sistematis dan jelas.
4. Metode analisa “hasil mentah” dari suatu eksperimen yang sistematis dan jelas.
5. Pengukuran dan, atau perhitungan satu atau beberapa parameter fisika sebagai fungsi satu atau beberapa parameter yang lain (sesuai dengan tujuan).
6. Penampilan hasil eksperimen yang penting-penting (variabel fisis yang menarik ditinjau dari segi fisika).
7. Pembahasan yang berusaha mengomentari hasil eksperimen dan berusaha menjawab mengapa terjadi saling ketergantungan parameter-perameter fisis yang diperoleh.




1.4.2 Kerja praktek atau studi lapangan
Laporan dari suatu kerja praktek atau studi lapangan atau studi kasus di perusahaan-perusahan dengan format tugas akhir yang berlaku dapat merupakan sebuah skripsi. Secara umum laporan ini harus memuat:
1. Tinjauan pustaka dan dasar teori yang berkaitan erat dengan materi kerja praktek.
2. Metode yang dilakukan dalam kerja praktek.
3. Analisis hasil dan pembahasan.
Skripsi jenis ini dapat merupakan:
• kalibrasi suatu peralatan rumit yang terdapat diperusahan-perusahan, lembaga penelitian, rumah sakit, dan lain-lain.
• suatu metode intrumentasi.
• suatu metode uji kualitas produk disebuah perusahan.
• suatu mekanisme industri yang banyak mengandung proses-proses fisis.
• suatu metode ekspolarasi yang menggunakan prinsip-prinsip fisis.

1.4.3 Rancang-bangun
Skripsi yang termasuk dalam kelompok rancang-bangun pada umumnya merupakan tugas akhir dari mahasiswa bidang minat elektronika dan instrumentasi. Jenis skripsi ini harus mengandung seluruh yang di bawah ini.
1. Tinjauan pustaka dan dasar teori yang berkaitan erat dengan produk rancang bangun (berupa sebuah alat).
2. Proses sintesa dari bagian-bagian/rangkaian dari alat.
3. Realisasi alat.
4. Hasil uji alat yang terealisasi.
5. Pembahasan tentang hasil rancang bangun.

1.4.4 Model Fisis
Skripsi yang termasuk dalam kelompok model-fisis ini pada umumnya merupakan tugas akhir dari mahasiswa bidang minat geofisika. Karena eksperimen lapangan kadang memakan biaya dan waktu yang cukup banyak, maka dimungkinkan kepada mahasiswa bidang minat geofisika untuk membuat model miniatur dari lapangan penelitian sesungguhnya (alam) di laboratorium yang sering. Model ini disebut sebagai model fisis. Jenis skripsi ini harus mengandung seluruh yang di bawah ini.
1. Tijauan pustaka dan dasar teori yang sangat erat hubungannya dengan permodelan yang dibuat dan hasil penelitian yang diharapkan.
2. Memuat teknik eksperimental dan permodelan yang sistematis dan jelas.
3. Memuat metode analisa data.
4. Memuat metode simulasi (jika ada) yang digunakan.
5. Mengukur dan, atau menghitung suatu atau beberapa parameter fisika sebagai fungsi satu atau beberapa parameter yang lain.
6. Menampilkan hasil akhir eksperimen dari model fisika yang digunakan.
7. Memuat pembahasan yang berusaha mengomentari hasil eksperimen dan berusaha menjawab mengapa terjadi saling ketergantungan parameter-perameter fisis yang diperoleh.

1.4.5 Kajian teori dan, atau fisika komputasi
Sebuah skripsi yang merupakan kajian teori dan, atau fisika komputasi diharuskan bercirikan salah satu atau gabungan dari beberapa hal di bawah ini.
1. Menghitung salah satu atau beberapa parameter fisika tingkat lanjut (advanced physics). Misalnya menghitung pelebaran spektrum emisi karena hamburan.
2. Membuat model matematis dari suatu problema fisika dan lebih baik jika dapat membandingkannya dengan data skunder.
3. Menjelaskan suatu pendekatan baru terhadap suatu disiplin fisika. Misalnya teori kuantum dengan pendekatan teori group.
4. Mengusahakan pemahaman suatu disiplin fisika orde baru, misalnya masalah reaktor hibrida, magnetohydrodinamik, superfluida, model standart dalam fisika partikel, dll.
Selain muatan-muatan tersebut di atas, skripsi jenis ini juga harus didukung oleh tinjauan pustaka dan dasar teori yang bekaitan dengan kajian teoritis yang diulas. Juga memuat suatu pembahasan yang mencoba mendiskusikan hasil perhitungan, analisis komputasi, simulasi, pendekatan dan kajian yang dikemukakan.





















BAB II
PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

2.1 Persyaratan Pengajuan Skripsi
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan menempuh tugas akhir skripsi adalah:
1. Telah lulus mata kuliah minimal 120 SKS (dengan catatan bahwa ada kesesuaian topik TA dengan mata kuliah yang diambil)
2. Tidak ada nilai E (dari 120 SKS tersebut)
3. IPK minimal 2,00
Selain persyaratan tersebut, mahasiswa hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Tersedianya judul penelitian,
2. Tersedianya dosen pembimbing,
3. Tersedianya fasilitas laboratorium dan fasilitas lainnya, dan
4. Persyaratan dosen pembimbing (utama dan pendamping).

2.2 Prosedur Pengajuan Skripsi
Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan, dapat mulai menempuh TA skripsi dengan memenuhi 3 jenis prosedur:
1. Prosedur administratif
2. Prosedur pelaksanaan penelitian
3. Prosedur evaluasi dan pengujian.
(Belum ditetapkan, bagaimana pemilihan judul dan dosen pembimbing. Sementara diserahkan kebebasan pada mhs untuk memilih sesuai dengan bidang minat masing-masing).

2.2.1 Prosedur administrasi
Setelah mahasiswa menempuh seminar praproposal dan praproposal dinyatakan layak oleh dosen pembimbing untuk dijadikan proposal, mahasiswa menemui Koordinator TA dengan menyerahkan fotokopi:
1. Transkrip akademik yang telah disetujui oleh Dosen Wali (1x)
2. Kartu Rencana Studi (1x dengan menunjukkan yang asli)
3. Proposal TA yang disetujui oleh Dosen Pembimbing dan persetujuan Kepala
Laboratorium jika akan menggunakan fasilitas laboratorium (1 exp.).
4. Berita acara seminar pra-proposal TA.
5. Kesanggupan dosen pembimbing I dan II.

Setelah menempuh prosedur administrasi ini, mahasiswa sudah bisa mulai menempuh prosedur berikutnya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan:
1. Bila dalam pelaksanaan TA, Dosen Pembimbing berhalangan dan tidak dapat melanjutkan bimbingannya maka pengaturan penggantian Dosen Pembimbing akan ditetapkan oleh Ketua Jurusan Fisika FMIPA Undip.
2. Apabila dalam waktu 1 (satu) tahun dihitung sejak persetujuan Proposal TA, mahasiswa tidak dapat menyelesaikan TA maka judul TA yang dilaksanakan dinyatakan gagal dan mahasiswa harus mengganti judul TA dengan judul TA yang baru melalui proses awal sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Keputusan gagal akan ditentukan oleh jurusan

2.2.2 Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan TA yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap pengolahan data
3. Tahap analisis data
4. Tahap penulisan
5. Tahap penyerahan konsep skripsi
Pada setiap tahap pelaksanaan, mahasiswa diwajibkan untuk berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan TA minimal dua minggu sekali (ditunjukkan dalam buku bimbingan TA yang ditandatangani dosen pembimbing). Setelah menyelesaikan kegiatan penelitiannya, mahasiswa menyusun hasil-hasil penelitiannya menjadi karya tulis berbentuk skripsi dengan berpedoman pada pembakuan Format Penulisan dan Pengetikan yang telah ditetapkan oleh Jurusan Fisika FMIPA Undip.
Setelah konsep skripsi selesai disusun, mahasiswa bisa menemui Koordinator TA untuk:
1. Menyerahkan buku bimbingan tugas akhir (sampai saat ini belum diimplementasikan
dengan optimal).
2. Menetapkan waktu seminar hasil penelitian yang bisa dihadiri mahasiswa lainnya
(belum terlaksana dengan optimal).
3. Menyiapkan Berita Acara Pelaksanaan Seminar Hasil Penelitian
(Penetapan waktu dan berita acara seminar hasil, untuk sementara diserahkan pada
masing-masing pembimbing dan mhs yang bersangkutan).

Setelah Dosen Pembimbing menyatakan layak tidaknya konsep skripsi tersebut untuk diajukan dalam ujian skripsi berdasarkan seminar hasil penelitian (yang dituangkan dalam Berita Acara), maka Koordinator TA akan meneruskan kepada Ketua Jurusan untuk:
1. Menetapkan Penguji Skripsi
2. Menetapkan waktu pelaksanaan ujian skripsi
Untuk keperluan pelaksanaan ujian skripsi, mahasiswa diwajibkan untuk menyerahkan Konsep Skripsi sejumlah 7 (tujuh) eksemplar.

2.2.3 Prosedur evaluasi dan pengujian
Evaluasi terhadap skripsi yang disusun oleh mahasiswa dilakukan oleh suatu Tim Penguji Skripsi yang ditetapkan oleh Koordinator TA (dengan tembusan Ketua Jurusan Fisika), terdiri dari minimal 3 (2 penguji + 1 pembimbing) sampai 7 orang termasuk Dosen Pembimbing, dan dilaksanakan pada saat ujian skripsi sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Ketua Jurusan.
Ujian skripsi dilaksanakan dengan urut-urutan acara sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Penyajian ringkasan skripsi oleh mahasiswa, maksimum 30 menit
3. Pertanyaan oleh Tim Penguji, maksimal 60 menit
4. Penilaian oleh Tim Penguji
Penilaian dilakukan oleh tim penguji yang meliputi:
1. Aspek Redaksional yaitu bahasa, tata tulis, dan sistematika.
2. Aspek Substansi yaitu kualitas akademik skripsi sebagai karya tulis ilmiah
3. Aspek Performansi yaitu cara penyajian, penguasaan materi, dan teknik kemampuan menjawab pertanyaan (contoh form penilaian dapat dilihat pada lampiran 1).
Tim penguji akan melaporkan hasil ujian skripsi beserta nilainya kepada Ketua Jurusan dengan menyertakan Berita Acara Ujian Skripsi. Hasil ujian skripsi diberitahukan oleh Ketua Tim Penguji langsung kepada mahasiswa sesaat setelah ujian berakhir.
Kriteria hasil ujian skripsi adalah:
1. Lulus tanpa syarat
2. Lulus dengan syarat
3. Tidak lulus, mengulang ujian
4. Tidak lulus, mengulang penelitian dan ujian
5. Tidak lulus, mengganti judul penelitian dan mengulang seluruh prosedur
Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus ujian skripsi, diwajibkan menyerahkan minimal 2 (dua) eksemplar skripsi dan persyaratan-persyaratan lain yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan yudisium atau dinyatakan lulus Sarjana S1.

2.2.4 Prosedur permohonan Surat Keterangan Lulus
Prosedur untuk permohonan surat keterangan lulus harus sudah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Menyerahkan surat keterangan bebas pinjam alat dari laboratorium:
- Fisika Dasar
- Fisika Atom & Nuklir
- Elektronika dan Instrumentasi
- Fisika Zat Padat
- Geofisika
- Optoelektronik & Laser
- Fisika Komputasi
2. Menyerahkan fotokopi surat keterangan bebas pinjam dari perpustakaan universitas dan perpustakaan fakultas
3. Menyerahkan fotokopi tanda terima skripsi dari jurusan, perpustakaan fakultas dan dosen pembimbing.
4. Menyerahkan hasil rancangbangun tugas akhir kepada jurusan.







BAB III
FORMAT PENULISAN PROPOSAL

Proposal merupakan penyempurnaan praproposal yang sudah dianggap layak oleh Dosen Pembimbing, dan memuat secara lengkap usulan penelitian yang diajukan sebagai panduan pelaksanaan penelitian. Proposal terdiri atas: Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian Akhir, dengan jumlah halaman tidak melebihi 15 halaman.

3.1 Halaman sampul
Halaman sampul memuat judul, lambang Universitas Diponegoro, nama dan nomor mahasiswa, instansi yang dituju, dan waktu pengajuan.
a Judul, dibuat sesingkat-singkatnya, jelas, menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran yang beranekaragam.
b Lambang Universitas Diponegoro, tinggi sekitar 5,5 cm dan lebar 4,5 cm.
c Nama mahasiswa, ditulis lengkap, tidak boleh disingkat, dan di bawah nama dicantumkan nomor mahasiswa.
d Instansi yang dituju, ialah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Semarang.
e Waktu pengajuan, ialah waktu pengajuan praproposal ditunjukkan dengan menuliskan bulan dan tahun di bawah Semarang.
Bahan, warna dan contoh halaman sampul disajikan pada Lampiran 4.

3.2 Halaman judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul, diketik di atas kertas putih.

3.3 Halaman persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan semua Dosen Pembimbing (Utama, Pendamping, atau Lapangan jika ada) dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan.
Contoh halaman persetujuan disajikan pada Lampiran 5.

3.4 Kata pengantar
Kata pengantar memuat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, termasuk ucapan terimakasih. Dalam prakata tidak perlu diungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah. Ditutup dengan: Semarang, tanggal, bulan, tahun; dan tandatangan penulis.

3.5 Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Faedah. Semua sumber pustaka yang ada dalam Latar Belakang harus disebutkan dengan mencantumkan nama (utama atau keluarga) penulis dan tahun penerbitan. Perumusan Masalah memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Pada bagian Tujuan disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai. Faedah yang diharapkan adalah faedah bagi ilmu pengetahuan, bangsa dan negara.

3.6 Dasar Teori
Dasar Teori memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan sehingga dapat ditunjukkan bahwa masalah yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. Semua sumber pustaka yang digunakan harus disebutkan dengan mencantumkan nama (utama atau keluarga) penulis dan tahun penerbitan.

3.7 Metode Penelitian
Metode penelitian memuat uraian singkat tentang metode yang digunakan. Untuk penelitian eksperimen dapat berupa uraian tentang bahan dan alat penelitian, jalannya penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan dan analisis hasil. Untuk penelitian rekayasa perangkat lunak paradigma waterfall dapat berupa uraian tentang metode yang digunakan untuk analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Untuk penelitian jenis lainnya, metode disesuaikan dengan permasalahan., yang penting tidak mengada-ada

3.8 Jadwal penelitian
Jadwal penelitian sebaiknya disajikan dalam bentuk uraian, tabel, matrik atau diagram batang jadwal penelitian yang memuat:
a Tahap-tahap penelitian
b Rincian kegiatan setiap tahap
c Waktu yang diperlukan untuk setiap tahap

3.9 Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam proposal penelitian, disusun ke bawah menurut abjad nama penulis pertama. Urut-urutan penulisannya adalah:
a Buku: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis, tahun terbit, judul buku, edisi atau cetakan, nama penerbit, kota tempat terbit.
b Majalah: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah (dengan singkatan resmi, jika ada), volume atau jilid, nomor halaman yang diacu (lihat lampiran 3).
c Apabila sumber pustaka diambil dari Internet, maka urut-urutan penulisan adalah: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis, tahun terbit, judul tulisan, alamat web site (ditulis lengkap beserta folder, tanggal dan jam saat mengakses).

4.10 Lampiran
Lampiran (jika ada) dapat dipakai untuk menjelaskan data atau keterangan lain yang karena sifatnya terlalu terperinci atau terlalu panjang untuk di muat di bagian utama sehingga dimasukkan ke dalam lampiran.


BAB IV
FORMAT PENULISAN SKRIPSI

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian tugas akhir. Penulisan skripsi terdiri atas: Bagian Awal, Bagian Utama, dan Bagian Akhir, dengan jumlah halaman tidak melebihi 75 halaman.

4.1 Bagian Awal
Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada), arti lambang dan singkatan, intisari (dalam bahasa Indonesia), dan abstract (dalam bahasa Inggris).

a. Halaman sampul depan
Halaman sampul memuat judul, maksud skripsi, lambang Universitas Diponegoro, nama dan nomor mahasiswa, instansi yang dituju, dan waktu penyelesaian skripsi.
a Judul, dibuat sesingkat-singkatnya, jelas, menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti dan tidak membuka peluang penafsiran yang beranekaragam sesuai dengan yang diuraikan pada proposal.
b Maksud skripsi, untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh derajat Sarjana S1 Fisika pada Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Semarang.
c Lambang Universitas Diponegoro, tinggi sekitar 5,5 cm.
d Nama mahasiswa, ditulis lengkap, tidak boleh disingkat, dan di bawah nama dicantumkan nomor mahasiswa.
e Instansi yang dituju, ialah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Semarang.
f Waktu pengajuan, ialah waktu pengajuan praproposal ditunjukkan dengan menuliskan bulan dan tahun di bawah Semarang.
Bahan, warna dan contoh halaman sampul disajikan pada Lampiran 6.

b. Halaman judul
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul, diketik di atas kertas putih.

c. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, berisi pengesahan Ketua Penguji Ujian Sarjana dan Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, dengan tanda tangan dan tanggal pengesahan. Halaman kedua, berisi pengesahan Dosen Pembimbing (Utama, Pendamping atau Lapangan jika ada) dengan tanda tangan dan tanggal pengesahan. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.

d. Kata Pengantar
Prakata atau kata pengantar memuat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Di dalamnya tidak perlu diungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah. Prakata mengandung uraian singkat maksud skripsi, penjelasan-penjelasan dan ucapan terimakasih. Ditutup dengan: Semarang, tanggal, bulan, tahun; dan tandatangan penulis.

e. Daftar isi
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat suatu bab atau anak subjudul. Di dalam daftar isi tertera urutan judul, subjudul, dan anak subjudul disertai dengan nomor halamannya.

f. Daftar tabel
Jika dalam skripsi banyak terdapat tabel, perlu dibuat daftar tabel yang memuat urutan nomor dan judul tabel disertai nomor halamannya.

g. Daftar gambar
Jika dalam skripsi banyak terdapat gambar, perlu dibuat daftar gambar yang memuat urutan nomor dan judul gambar disertai nomor halamannya.

h. Daftar lampiran
Jika dalam skripsi banyak terdapat lampiran, perlu dibuat daftar lampiran yang memuat urutan nomor dan judul lampiran disertai nomor halamannya.

i. Arti lambang dan singkatan
Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam skripsi disertai dengan arti dan satuannya. Lambang dan satuan sebaiknya mengikuti lambang dan singkatan yang lajim dipergunakan dalam bidang fisika. Sistem satuan yang digunakan adalah SI.

j. Intisari dan Abstract
Intisari ditulis dalam bahasa Indonesia sedangkan Abstract ditulis dalam bahasa Inggris. Isinya merupakan uraian singkat tetapi lengkap mengenai tujuan penelitian, cara dan hasil penelitian. Tujuan penelitian disarikan dari tujuan penelitian pada pendahuluan, cara penelitian diperaskan dari jalan penelitian, dan hasil penelitian ditarik dari kesimpulan. Intisari atau abstract terdiri atas tiga alinea dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman, dalam halaman terpisah.

4.2 Bagian Utama
Bagian utama skripsi berisi bab-bab yang sesuai dengan jenis skripsinya.
• Untuk jenis eksperimen, isinya adalah pendahuluan, dasar teori, eksperimen atau metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Jika bab metode penelitian terlalu sedikit, maka bab ini bisa ditiadakan, dan dapat diganti dengan cara pengambilan data dan data mentahnya.(babnya dapat diberi judul ‘Data’. Bab tersebut mungkin juga berupa cara melakukan eksperimen yang sangat detail (babnya dapat diberi judul ‘Eksperinen’).
• Untuk jenis kajian teori, isinya adalah: pendahuluan, dasar teori, analisis kajian yang dibahas, serta kesimpulan dan saran.
• Untuk jenis rancang bangun, isinya adalah pendahuluan, dasar teori, perancangan, pembangunan (realisasi/implementasi), pengujian, dan kesimpulan dan saran. Perancangan dan pembangunan dapat digabung dalam satu bab. Rancang bangun ini dapat berupa perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi keduanya.
• Untuk jenis kerja praktek maupun simulasi isinya/bab-babnya dapat disusun sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materinya.
Keterangan : Dasar teori tidak harus diberi judul “Dasar teori”, tetapi dapat diberi judul topiknya, misalnya : ‘Sistem Sekuensial’. Dasar teori juga dapat terdiri dari dua bab (sesuai dengan kebutuhan).

4.2.1 Karya Eksperimen
a. Pendahuluan
a Latar belakang, berisi perumusan masalah yang memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b Rumusan Masalahan
c Batasan Masalahan
d Tujuan Penelitian
e Manfaat penelitian
Keterangan : Pendahuluan tidak harus lengkap seperti poin-poin di atas. Misalnya permasalahan sudah tercakup dalam latar belakang, maka tidak perlu di sub-babkan sendiri. Misal yang lain, jika permasalahan sudah terbatas, maka tidak perlu batasan permasalahan. Jika metode dapat ditulis dalam satu bab, maka metode tidak perlu di sini. Yang penting, tidak mengada-ada.

b. Dasar teori
Dasar teori dijabarkan dari latar belakang, memuat konsep dan prinsip dasar serta disusun secara sistematis untuk memecahkan masalah penelitian atau untuk merumuskan hipotesis (jika ada). Dasar teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

c. Metode Penelitian
Cara penelitian memuat uraian singkat tentang bahan dan alat penelitian, jalannya penelitian, variabel dan data yang akan dikumpulkan dan analisis hasil. Uraian cara penelitian lebih spesifik dan lengkap dibandingkan proposal.
a Bahan atau materi penelitian, dapat berwujud populasi atau sampel. Bahan atau materi harus dikemukakan secara jelas dengan menyebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya.
b Alat, yang dipakai untuk menjalankan penelitian harus diuraikan dengan jelas dan kalau perlu disertai denah, gambar atau bagan dengan keterangan secukupnya.
c Tata cara penelitian, memuat uraian yang terperinci tentang cara pelaksanaan penelitian yang mencakup pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
d Variabel, yang akan dipelajari dan data yang akan dikumpulkan harus diuraikan dengan jelas termasuk sifat, satuan dan kisarannya.
e Analisis hasil, mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis hasil.

d. Hasil dan pembahasan
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu dan tidak dipecah menjadi sub judul tersendiri.
a Hasil penelitian, sedapat-dapatnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, foto atau bentuk lain dan ditempatkan sedekat-dekatnya dengan pembahasan agar lebih mudah diikuti uraiannya. Pada alinea pertama bab ini sebaiknya dikemukakan bahwa hasil penelitian dapat dijumpai pada daftar atau gambar yang nomornya disebutkan.
b Pembahasan, tentang hasil yang diperoleh, berupa penjelasan teoretik secara kualitatif, kuantitatif, atau statistik. Sebaiknya hasil penelitian juga dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis.

e. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah.
a Kesimpulan, merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b Saran, dibuat berdasarkan pengalaman penulis selama penelitian dan pertimbangan tertentu, ditujukan kepada para peneliti lain di bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah dijalankan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.

4.2.2 Kajian Teori
a. Pendahuluan
a Latar belakang, berisi perumusan masalah yang memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b Rumusan Masalah
c Batasan Masalah
d Tujuan Penelitian
e Manfaat penelitian
Keterangan : Pendahuluan tidak harus lengkap seperti point-point di atas. Misalnya permasalahan sudah tercakup dalam latar belakang, maka tidak perlu di sub-babkan sendiri. Jika permasalahan sudah terbatas, maka tidak perlu batasan permasalahan.

b. Dasar teori
Dasar teori dijabarkan dari tinjauan pustaka, memuat konsep dan prinsip dasar serta disusun secara sistematis untuk memecahkan masalah penelitian atau untuk merumuskan hipotesis (jika ada). Dasar teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

c. Metode Penelitian
Pada bagian ini dapat disebutkan umpama: bagaimana cara pengambilan data sekunder, atau perhitungan yang dilakukan menggunakan apa, dlsb.

d. Hasil dan Pembahasan
Pembahasan berupa analisis dan pembuktian-pembuktian dari teori yang dikaji/dikembangkan.
Keterangan : Bagian ini tidak harus berjudul “Pembahasan” . Judul dapat berupa materi bahasan misalnya : “Perhitungan kecepatan elektron pada .... dengan ......”. Dimungkinkan juga pada bagian ini terdiri dari dua bab.

e. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah.
a Kesimpulan, merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b Saran, dibuat berdasarkan pengalaman penulis selama penelitian dan pertimbangan tertentu, ditujukan kepada para peneliti lain di bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah dijalankan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.

4.2.3. Rancang Bangun
a. Pendahuluan
a Latar belakang, berisi perumusan masalah yang memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b Rumusan Masalah
c Batasan Masalah
d Tujuan penelitian
e Manfaat penelitian

Keterangan : Pendahuluan tidak harus lengkap seperti point-point di atas. Misalnya permasalahan sudah tercakup dalam latar belakang, maka tidak perlu di sub-babkan sendiri. Misal yang lain, jika permasalahan sudah terbatas, maka tidak perlu batasan permasalahan.

b. Dasar teori
Dasar teori dijabarkan dari latar belakang, memuat konsep dan prinsip dasar serta disusun secara sistematis untuk memecahkan masalah penelitian atau untuk merumuskan hipotesis (jika ada). Dasar teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

c. Metode Penelitian (Perancangan)
Perancangan berupa analisis kebutuhan yang menghasilkan spesifikasi hardware atau software yang akan dibuat serta rancangan rinci.

d. Hasil dan Pembahasan
Realisasi atau Implementasi atau Pembangunan
Berupa pengalaman dalam melakukan realisasi, kendala-kendala dan pemecahanya. Perubahan-perubahan rancangan yang dilakukan (jika ada) dilaporkan juga.
Keterangan : Dimungkinkan untuk menggabung antara perancangan dan implementasi.

Pengujian
Pengujian berupa validasi dan verifikasi hasil rancangan.

e. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah.
a Kesimpulan, merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.
b Saran, dibuat berdasarkan pengalaman penulis selama penelitian dan pertimbangan tertentu, ditujukan kepada para peneliti lain di bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah dijalankan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.

4.3 Bagian Akhir
4.3.1 Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam penelitian, disusun ke bawah menurut abjad nama penulis pertama. Urut-urutan penulisannya adalah:
a Buku: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis, tahun terbit, judul buku, edisi/cetakan, nama penerbit, kota tempat terbit.
b Majalah: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah (dengan dengan singkatan resmi, jika ada), volume atau jilid, nomor halaman yang diacu. Contoh dapat dilihat pada Lampiran 3.
c Apabila sumber pustaka diambil dari Internet, maka urut-urutan penulisan
adalah: nama (utama atau keluarga) penulis, singkatan nama depan penulis,
tahun terbit, judul tulisan, alamat web site (ditulis lengkap beserta folder,
tanggal dan jam saat mengakses).

4.3.2 Lampiran
Lampiran (jika ada) dapat dipakai untuk menjelaskan data atau keterangan lain yang karena sifatnya terlalu terperinci atau terlalu panjang untuk di muat di bagian utama sehingga dimasukkan ke dalam lampiran.





BAB V
TATA CARA PENULISAN

Tata cara penulisan meliputi: Bahan dan ukuran, pengetikan, penomoran, daftar dan gambar, dan penulisan nama.

5.1 Bahan dan Ukuran
5.1.1 Naskah
Naskah dibuat di atas kertas HVS 80 gr/m2 (tidak boleh diketik bolak-balik) dan dijilid rapi.

5.1.2 Sampul
Sampul TA adalah soft cover. Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul.

5.1.3 Warna sampul
Warna sampul adalah coklat muda.

5.1.4 Ukuran
Ukuran naskah adalah: 21 cm x 28 cm (kuarto)

5.2 Pengetikan
5.2.1 Jenis huruf
a Naskah diketik dengan huruf times new roman ukuran 12.
b Huruf miring (italic) atau huruf khusus lain dapat dipakai hanya untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menandai istilah asing.
c Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.

5.2.2 Bilangan dan satuan
a Bilangan diketik dengan angka Arab, kecuali pada permulaan kalimat.
b Bilangan desimal ditandai dengan koma (bukan titik), kecuali numerik hasil cetakan dari paket program komputasi. Jumlah bilangan di belakang koma harus sama untuk hasil pengukuran dari populasi atau sampel yang sama (hal ini untuk menandai tingkat akurasi atau ralat pengukuran).
c Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya, kecuali pada akhir suatu kalimat. Penulisan nama satuan yang berasal dari nama orang, apabila tidak disingkat maka penulisan huruf pertama tidak boleh menggunakan huruf kapital.

5.2.3 Jarak baris
Jarak antara 2 baris dibuat 1,5 spasi, kecuali intisari atau abstract, kutipan langsung, judul tabel, judul gambar, keterangan gambar, dan daftar pustaka, yang diketik dengan jarak 1 spasi ke bawah. Persamaan-persamaan matematika diketik dengan jarak spasi sesuai kebutuhan dan harus proporsional.

5.2.4 Batas tepi
a. Tepi atas : 4 cm,
b. Tepi bawah : 3 cm,
c. Tepi kiri : 4 cm, dan
d. tepi kanan : 3 cm.

5.2.5 Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan sampai ada ruangan yang terbuang, kecuali kalau akan memulai alinea baru, persamaan, tabel, gambar, subjudul atau hal-hal khusus.

5.2.6 Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri.

5.2.7 Permulaan kalimat
Bilangan, lambang, atau persamaan matematik yang memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya: Sembilan vektor gaya...

5.2.8 Judul, subjudul, anak subjudul, dan lain-lain
a Judul (bab), harus ditulis seluruhnya dengan huruf kapital, diketik dengan cetak tebal atau diberi garis bawah tanpa diakhiri dengan titik, diatur simetris, jarak dari tepi atas adalah 4 cm. Penomoran judul (bab) menggunakan angka Romawi kapital (I, II, III, dan seterusnya).
b Subjudul (subbab), ditulis rata kiri, semua kata dimulai dengan huruf kapital (kecuali kata hubung dan kata depan), diketik dengan cetak tebal atau diberi garis bawah tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah subjudul (subbab) dimulai dengan alinea baru. Penomoran subjudul (subbab) menggunakan angka Arab maksimal tiga bilangan.
c Anak subjudul (anak subbab), diketik dengan cetak tebal atau garis bawah, dimulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja yang berupa huruf kapital, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak subjudul (anak subbab) dimulai dengan alinea baru. Penomoran anak subjudul (anak subbab) menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
d Subanak subjudul (subanak subbab), ditulis mulai dari ketikan yang ke-6 diikuti dengan titik dan semuanya diketik dengan huruf miring atau diberi garis bawah. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke belakangnya (arah ke kanan) dalam satu baris dengan subanak subjudul (subanak subbab). Subanak subjudul (subanak subbab) dapat juga ditulis langsung berupa kalimat (sebagai bagian dari kalimat), tetapi yang berfungsi sebagai subanak subjudul (subanak subbab) ditempatkan di awal kalimat dan diketik dengan huruf miring atau diberi garis bawah. Penomoran subanak subjudul (subanak subbab) menggunakan huruf Latin kecil (a, b, c, dan seterusnya).

5.2.9 Rincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah terdapat rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor urut dengan angka atau huruf (numbering) sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan tanda-tanda khusus (bullets) yang ditempatkan di depan rincian tidak diperbolehkan.

5.2.10 Letak simetris
Tabel, gambar, persamaan, judul (bab), dan subjudul (subbab) diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan tepi kanan pengetikan.

5.3 Penomoran
5.3.1 Penomoran halaman
a Bagian awal skripsi, mulai dari halaman judul sampai ke intisari/abstract, diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya).
b Bagian utama dan bagian akhir skripsi, mulai dari pendahuluan (BAB I) sampai ke halaman terakhir (termasuk Lampiran) diberi nomor dengan menggunakan angka Arab (1,2,3, dan seterusnya).
c Nomor halaman ditempatkan 1,5 cm di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul (bab) pada bagian atas halaman tersebut maka nomor halamannya ditempatkan di tengah bawah 1,5 cm dari tepi bawah.

5.3.2 Penomoran tabel dan gambar
Tabel dan gambar diberi nomor urut menggunakan angka Arab

5.3.3 Penomoran persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, persamaan reaksi, atau lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda kurung ( ) dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan (right justify).

5.4 Tabel dan Gambar
5.4.1 Tabel
a Nomor tabel yang diikuti judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel tanpa diakhiri dengan titik.
b Tabel tidak boleh dipenggal. Kalau tabel melebihi 1 halaman maka pada halaman lanjutan tabel dicantumkan nomor tabel dan diberi kata (lanjutan) tanpa judul.
c Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antarkolom cukup tegas.
d Tabel yang melebihi lebar kertas sehingga dibuat memanjang kertas (landscape) maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
e Tabel diketik simetris.
f Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.

5.4.2 Gambar
a Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
b Nomor gambar yang diikuti judul gambar ditempatkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik.
c Gambar tidak boleh dipenggal.
d Gambar yang melebihi lebar kertas sehingga dibuat memanjang kertas (landscape) maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
e Letak gambar diatur agar simetris.
f Keterangan gambar ditempatkan di tempat-tempat yang lowong di dalam gambar dan tidak boleh ditempatkan di halaman lain.
g Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau ekstrapolasi. Skala dan satuan pada grafik harus dibuat sejelas mungkin.
h Gambar yang berbentuk peta harus dibuat dengan memenuhi kaidah-kaidah pemetaan (kartografi). Reproduksi peta menggunakan fotokopi yang bisa mengubah skala hanya diijinkan apabila dalam peta terdapat skala batang. Apabila menggunakan peta dasar, harus disebutkan sumber dan tahun penerbitannya.

5.5 Bahasa
5.5.1 Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia yang baku (ada subyek dan predikat, ditambah dengan obyek dan keterangan).

5.5.2 Bentuk kalimat
Kalimat menggunakan bentuk pasif (tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua). Pada penyajian ucapan terimakasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.

5.5.3 Istilah
a. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah diindonesiakan.
b. Penggunaan istilah asing harus diketik dengan huruf miring.

5.5.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan
a Kata penghubung, misalnya sehingga dan sedangkan, tidak boleh digunakan sebagai awal kalimat.
b Kata depan, misalnya pada, jangan diletakkan di depan subyek agar tidak merusak susunan kalimat.
c Kata di mana dan dari, sebagai terjemahan where dan of dalam bahasa Inggris sebaiknya jangan dipakai karena bukan bentuk baku dalam bahasa Indonesia.
d Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.
e Pemenggalan kata agar disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
f Tanda baca harus digunakan dengan tepat, dan pengetikannya harus melekat tanpa spasi pada huruf awal atau huruf akhir kata yang dikenai tanda baca.

5.6 Penulisan Nama
Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.

5.6.1 Nama penulis yang diacu dalam uraian
Pengacuan nama penulis menggunakan nama akhir atau nama keluarga, kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk:
a Menurut Wangness (1975) ....
b Kuat medan antara 2 pelat sejajar (Halliday dan Resnick, 1986) adalah sebesar ......
c Identifikasi radionuklida alam di perairan Semarang dapat ditentukan secara spektrometri gamma (Sasongko dkk, 1996) ....
Keterangan :Penulis pada contoh (c) ada 4 orang, yaitu Sasongko, D.P., Subagyo, A., Sumedi, dan Hadiyarto, A.

5.6.2 Nama penulis dalam daftar pustaka
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya (tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk):
a Sasongko, D.P., Subagyo, A., Sumedi, Hadiyarto, A., 1996, ......
b Tidak boleh hanya: Sasongko, D.P. dkk.

5.6.3 Nama penulis lebih dari satu suku kata
Jika nama penulis lebih dari satu suku kata, cara penulisannya menggunakan nama akhir, nama keluarga atau nama utama, diikuti koma, singkatan nama-nama lainnya masing-masing diikuti titik:
a Albert Einstein ditulis: Einstein, A.
b Paul Albert Maurice Dirac ditulis: Dirac, P.A.M.
Catatan:
Untuk nama Indonesia (Jawa) yang tidak memiliki nama keluarga, karena belum ada pembakuan cara penulisan nama maka penulisannya mengikuti keinginan penulisnya dalam menuliskan namanya. Nasio Asmoro Hadi ditulis: Hadi, N.A., atau Asmorohadi, N., atau Nasio Asmoro Hadi, atau Nasio Asmorohadi.
Untuk nama akhir yang menggunakan awalan, dituliskan nama akhirnya dengan awalan tetapi penempatannya mengikuti huruf pertama nama akhir (bukan nama awalannya): van Bammelen, McNamara, deForest Jr., d’Onopko, di Caprio.

5.6.4 Nama dengan garis penghubung
Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan: Dorodjatun Kuntjoro-Jakti ditulis Kuntjoro-Jakti, D.

5.6.5 Nama yang diikuti singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan tersebut menjadi satu dengan suku kata di depannya: Paul AM Dirac ditulis Dirac, P.A.M.

5.7 Catatan Kaki, Istilah Baru dan Kutipan
5.7.1 Catatan kaki
Kalau tidak perlu sekali, penggunaan catatan kaki sebaiknya dihindari.

5.7.2 Istilah baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau istilah baru yang digunakan cukup banyak, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di belakang. Contoh: pusa (momentum), pumpun (focus).

5.7.3 Kutipan
Kutipan ditulis dalam bahasa aslinya. Kalau lebih dari 3 baris, diketik 1 spasi dan kalau kurang dari 3 baris diketik 1,5 spasi. Kutipan diketik menjorok ke dalam. Tidak diterjemahkan tetapi boleh dibahas sesuai dengan kata-kata penulis.

5.7.4 Kata Arab
Transliterasi kata-kata Arab mengikuti SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan ddan Kebudayaan R.I.

5.7.5 Persamaan, skalar, dan vektor
Persamaan matematik ditulis miring, besaran skalar ditulis miring, besaran vektor ditulis tegak dan ditebalkan (bold). Contoh , dan seterusnya.
»»  read more

Cara Mudah Mengecek Posisi atau Urut web/blog anda dengan google


Bagi yang berada di deretan atas hasil pencarian, tentu tidak kesulitan untuk mengeceknya. Cukup dengan membuka google.co.id lalu mengetikkan kata kunci Stop Dreaming Start Action, maka langsung terlihat posisi atau urutan situs web/blog.

Namun bagi yang tak berada di halaman depan, akan kesulitan bila harus mengecek satu per satu halaman hasil pencarian. Lalu bagaimana cara termudah untuk mengeceknya?

Anda bisa gunakan google top 1000 serps checker.

Silakan anda buka dengan mengklik di sini.

Lalu begitu halaman terbuka, pada select a Google, anda pilih Google Indonesia (google.co.id)

Selanjutnya untuk target keyword, anda masukkan Stop Dreaming Start ACTION. Kemudian ketikkan URL anda. Sebagai contoh misalnya www.jokosusilo.com. Lalu tekan submit.

Anda tunggu prosesnya dan hasilnya akan langsung terlihat.

Mudah kan?

Bagaimana kalau ternyata situs web atau blog anda tak tercantum dalam hasilnya?

Itu artinya blog atau situs web anda belum masuk 1.000 besar di Google. So, lebih semangat mengoptimasi blog dan situs web anda.

»»  read more